MAKASSAR -- Bentrokan melibatkan dua kelompok mahasiswa kembali terjadi di Tanjung Bayang, Sabtu 9 Januari. Kali ini melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik UNM dan taruna Balai Pendidikan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong.
Akibatnya, lima orang dari kedua kubu terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dialaminya.
Kelima pemuda nahas itu, masing-masing; Mispar, Supriadi, Supriadi Syam. Ketiganya diketahui sebagai taruna BP2IP Barombong. Dua korban lainnya adalah Andi Muhammad Yusri dan Argu. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar (FT UNM).
MAKASSAR -- Bentrokan melibatkan dua kelompok mahasiswa kembali terjadi di Tanjung Bayang, Sabtu 9 Januari. Kali ini melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik UNM dan taruna Balai Pendidikan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong.
Akibatnya, lima orang dari kedua kubu terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dialaminya.
Kelima pemuda nahas itu, masing-masing; Mispar, Supriadi, Supriadi Syam. Ketiganya diketahui sebagai taruna BP2IP Barombong. Dua korban lainnya adalah Andi Muhammad Yusri dan Argu. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar (FT UNM).
Dari lima korban, Mispar dan Yusri mengalami luka cukup serius. Mispar menderita luka tikaman benda tajam di perut sebelah kanan. Lantaran kritis, taruna semester empat itu masih menjalani perawatan serius di ruang ICU RS Stella Maris.
Sementara Yusri, menderita dua luka di bagian kepala. Selain itu, mahasiswa UNM angkatan 2008 itu juga mengalami luka di bagian punggung, jari kelingking patah, dan lebam di bagian muka. Korban diduga dihantam dengan bambu. Hingga sore kemarin, korban masih menjalani perawatan di RS Polri Bhayangkara, Makassar.
Sedang Supriadi, rekan Mispar menderita luka di tangan kiri setelah terkena anak panah. Begitu juga dengan rekannya Supriadi Syam. Korban terakhir ini malah mengalami luka panah di punggung sebelah kanan.
Satu korban lainnya dikabarkan mengalami luka memar di muka, namun langsung kabur setelah kejadian.
Insiden itu tejadi sekira pukul 07.00. Informasi yang dihimpun menyebutkan, sesaat sebelum kejadian, sepuluh pemuda memilih bermain gitar di sebuah rumah pinggir pantai Tanjung Bayang. Beberapa saat kemudian, dua orang pemuda lainnya mendatangi mereka.
"Mereka bertanya tentang asal kami. Saya bilang dari taruna pelayaran Barombong. Saat itu, mereka meminta agar kami berhenti menyanyi," ujar salah seorang korban, Supriadi.
Supriadi mengatakan, setelah mengetahui keberadaan mereka, kedua pemuda tersebut langsung meninggalkan tempat itu. Namun berselang sekira lima menit kemudian, beberapa pemuda dengan menenteng busur dan anak panah serta senjata tajam lainnya langsung mendekat.
Sebuah busur langsung dilesatkan mengarah ke tempat Supriadi dan sembilan rekannya. Mendapat serangan itu, kubu yang diserang langsung melakukan perlawanan. Bentrokan antara kedua pemuda itupun tidak dapat dihindari.
"Kami hanya bisa menggunakan bambu untuk melawan. Mereka menggunakan parang, badik, dan anak panah," ujar Supriadi.
Supriadi dan rekannya sebenarnya berada di Tanjung Bayang untuk merayakan ulang tahun Supriadi Syam. Bentrokan baru terhenti setelah Kepolisian Sektor Kota Tamalate tiba di lokasi kejadian. Polisi berhasil menangkap tujuh pemuda yang diduga terlibat dalam bentrokan itu.
Seorang pemuda bernama Hendra, 19 mengatakan dirinya tidak mengetahui pemicu terjadinya insiden tersebut. Menurutnya, ia baru tiba di lokasi setelah bentrokan itu reda.
Hendra mengaku tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Otomotif FT UNM. Menurutnya, ia bersama sekira 40 mahasiswa angkatan 2008 menggelar acara silaturahmi di Tanjung Bayang.
"Kami berinisiatif untuk kumpul-kumpul dengan mahasiswa angkatan 2008 dari seluruh jurusan di fakultas. Tidak ada acara resmi sebenarnya sehingga dosen juga tidak ada yang diundang," ujar Hendra.
Dekan FT UNM, Prof Dr Husain Syam mengaku tidak mengetahui bentrokan yang melibatkan sekelompok mahasiswanya itu.
"Sejauh ini belum ada laporan yang kami dengar. Kemnudian laporan juga belum masuk kepada saya," ujar Husain.
Husain juga tidak mengetahui jika ada mahasiswa FT yang menggelar kegiatan akhir pekan ini di luar kampus. Menurutnya, pihaknya tidak pernah menerima pemberitahuan ataupun mengeluarkan izin kegiatan bagi mahasiswa FT.
Kepala Kepolisian Sektor Kota Tamalate, Ajun Komisaris Polisi, Suaeb A Majid mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap tujuh pemuda yang ditangkap. Hingga sore kemarin, ketujuh pemuda itu masih berstatus saksi.
Polisi juga menyita barang bukti berupa bambu dan kayu. Sasat dilakukan penyisiran di lokasi kejadian, polisi tidak menemukan barang bukti berupa anak panah dan senjata tajam lainnya. (rah)
2 komentar: on "BENTROKAN MAHASISWA MAKASSAR"
Sejak jaman saya dulu kayaknya bentrokan serupa belum reda sampai sekarang.
makasih banyak sudah mampir sobat.
Mariki'di'
entah karena persoalan apa...tapi inilah realita yang tidak seharusnya dialami oleh mahasisa..kami yang seharusnya fokus pada mata kuliah jadi terganggu karena masalah ini...
Posting Komentar
komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu...
thanks for comment...